Hiruk Pikuk Krisis Ekonomi Negeri
Deru knalpot kuda besi merongrong di telinga
Kepulan asap mengais-ngais sisa jantung ibukota
Transportasi umum lenggang tak berdaya
Pedagang kaki lima menjajah setengah jalan kota
Gerobaknya rapuh tergerus sengatan mentari dan bengisnya air hujan
Bakso, cakwe, seblak ayo siapa mau ?
Lima ribu sepuluh ribu cocok dengan isi kantongmu
Pasar Senen penuh dengan teriakan manusia
Bagi rakyat kecil tempat itu adalah surga ibukota
Paman dan ibu-ibu berdebat jual beli tawar harga
Tak peduli peluh keringat mengucur dan suara menggema
Segalanya demi tetap hidup di rumah reyot pinggir Jakarta
Sedang di sebrang, gedung mengkilat menembus langit
Kaum borjuis memakai dasi lengkap dengan kemeja bergaris
Ibu-Ibu elit melenggok bersama tas jinjing dan tajamnya pensil alis
Udara disana segar, semerbak bau lily membuat badan bugar
Tak perlu berdebat, untuk makan apa saja semua sudah siap
Coba lihat di bawah jembatan tak jauh dari gedung
Kiri pak !! kirii.. mundur.. mundur. Yak stop !
Dengan lantang remaja berteriak sambil menyeka peluh di jidatnya
Lembar dua ribu rupiah sudah tergenggam ditanganya
Ratusan anak muda putus sekolah
Halaman toko dan pinggir jalan adalah tempat mencari rupiah
Lihat, sadarkah ada yang salah ?
Krisis ekonomi memaksa membanting setir dunia remaja
Orang tua tak sanggup memikul biaya pendidikan yang membahana
Nelayan desa menangis
Harga garam tak kunjung melonjak
Ikan yang ditangkap dengan jaminan nyawa terancam tak laku
Terbanting dengan impor negara tetangga yang berjibaku
Lalu, apa yang dilakukan para wakil rakyat ?
Bantuan negara mengalir dengan tak adil
Rakyat miskin diacuhkan lalu terpinggir
Jatah dan segala haknya telah diambil
Ekonomi Indonesia sedang terpuruk
Petinggi elit makan kemaruk
Rakyat miskin semakin berkecamuk
Terlilit senjata monopoli yang semakin merampas harta negeri
Komentar
Posting Komentar