Raya
“ sstt.. “
“ eh.. elo “
“ gue bareng “
“ eee.. iya “
----------
Raya Anzira, cewek lugu yang salah masuk sekolah dimana tempat para cowok cowok berandal bermarkas. Setelah 1 tahun di SMK ia mulai betah dan menghilangkan kata berandal pada anak SMK. Ia mulai nyaman berteman dengan kaum adam yang beraneka ragam sikap dan perilaku. Ia mengikuti OSIS dimana banyak hal berkesan di dalamnya. Adapun ia mulai mengenal cowok yang ia catat dalam buku OSIS karena ia terlambat. Aneh, apa ada yang salah dari Raya sampai cowok itu selalu mencari perhatiannya.
Hari ini raya berangkat sekolah lebih pagi karena ada jadwal mencatat siswa telat. Maklum dia baru beberapa bulan menjadi anggota OSIS. Biasanya ia jarang sekali berangkat sekolah pukul 6, ia sering ke sekolah jam 7 kurang 15 menit. Kenapa ? karena rumah Raya tidak jauh dari sekolah sekitar 7 – 10 menit ia sudah sampai disekolah. Alasan selanjutnya ialah ia malas meminjam kan LKS yang sudah ia kerjakan malam malam sendiri dengan segala pikiran nya, yang akhirnya di palak di kelas untuk di salin bersama. Parah kan ..
“ wohooo.. tumben udah dateng, mau ngasih kita contekan PR ya ?” Soni yang sudah ada di parkiran langsung merangkul pundak Raya.
“ Son, lepas gak “ucap Raya dengan raut wajah geli karena mulai risih dengan perlakuan Soni itu.
“ kenapa sih, ada yang marah gue rangkul lo, apa mau gue peluk “ ucap Soni dengan memamerkan deretan giginya.
“ issh.. pohon aja ogah lu peluk apa lagi gue “ balas Raya berjalan duluan meninggalkan Soni yang mengekornya dari belakang.
“ aelaaahh gue ditinggalain, bareng kek “ ujar Soni
“ gue mau ke OSIS, jadwal jaga gerbang, lu mau ikut ? “ timpal Raya tanpa memalingkan muka.
“ lah, gue kan juga jaga. Gue OSIS kali, lu lupa ? “
“ hah, jadi lu keterima jadi OSIS ?”
“ Iya dong “ jawab Soni dengan songongnya
Raya tidak habis fikir. Cowok super tengil seperti Soni lolos tes OSIS. Sedangkan banyak siswa lain yang lebih baik tidak memiliki kesempatan menjadi OSIS. Apa yang dibanggakan dari seorang kutu kupret macam Soni. Mungkin karena ia memiliki visi misi yang super bijak saat tes masuk OSIS dan visi misi itu mungkin akan menjadi ilusi.
Sesampai di gerbang Raya sudah mendapati dua teman nya Riska dan Ilham. Riska merupakan teman beda kelas dengannya sedangkan Ilham kakak kelas yang mengawasi kalo mereka ada yang kurang paham. Sekarang sudah pukul 07.00 Ilham sudah menutup pintu gerbang.
“ kalian sudah paham kan ? nanti kalian catat siapa namanya, kelas berapa, telat berapa menit oke “
“ oke kak “
“ Soni mana ?”
“ dibelakang deh kayaknya “ ucap Raya sambil menengok kebelakang
“ lah itu dia “ ucap Riska. Soni terlihat setengah berlari menuju gerbang sekolah
“ sorry kak telat “ jawab Soni dengan muka cengengesannya
“ ya sudah, cepet bantu teman teman “ perintah Ilham. Soni berjalan keluar gerbang untuk melihat siapa saja yang datang. Sedangkan Raya dan Riska di dalam gerbang untuk mencatat siswa telat dan diawasi Ilham.
Sudah ada sekitar 12 anak telat yang berada didepan gerbang, mereka rata rata anak kelas XII. Miris, padahal sebentar lagi mereka akan ujian. Riska mulai mencatat nama nama anak yang telat tersebut yang di dekte oleh Raya.
“ Woy.. banyak yang telat nih “ Seru Soni yang berada di luar gerbang memeriksa jika ada siswa yang tidak memarkirkan motornya didalam sekolah. Benar saja ada beberapa yang memarkirkan montornya di warung samping sekolah.
“ siapa aja “ jawab Raya
“ Santoso, Agung, Rahmet, Udin anak kelas kita“
“ Ya ampun, mereka lagi “
Raya langsung menyuruh Riska untuk menulis nama nama tersebut. Montor mereka tidak di parkirkan di sekolah tetapi di Warung Bi Irah. Markas besar mereka. Bagi mereka warung Bi irah ialah istana tempat berunding dan bersenang senang seperti merokok dan bolos contohnya. Mereka masuk kelas semau mereka karena mereka tidak lewat gerbang depan melainkan ada jalan rahasia yang sengaja mereka buat di pojok sekolah.
“ Ris, setahu gue geng nya si Santoso ada lima orang deh, yang satu mana ? “ ucap Raya terheran.
“ lah, mana gue tau ray, lu kan sekelas sama mereka, masa gak hafal ?” Riska menimpali.
“ lupa “ pungkas Raya.
Biasanya jika sudah 15 menit mereka akan mengunci gerbang dan diserahkan ke satpam. Sedangkan siswa yang telat lebih dari 15 menit akan dicatat oleh Pak satpam dan diberi hukuman oleh guru BP. Sedangkan yang kurang dari 15 menit hanya diberi peringatan lisan.
“ udah 15 menit, ayok ke kelas masing masing “ Ilham memberi perintah kepada anggotanyaa
“ eiitt bentar deh ada yang datang “
Soni menahan kita untuk tidak beranjak karena terdengar suara bising montor yang mulai terdengar keras. Mereka melihat siapakah orang tersebut. Montor itu sekarang berada di depan gerbang dengan suara gas yang menggebu gebu membuat mereka risih. Penumpang nya memakai helm full face sehingga tidak dapat dikenali.
Bersambung..
Komentar
Posting Komentar