Review Film
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Cerminan keluarga yang hangat namun sarat luka
" Sabar, Satu per satu".
Tanggal 4 Januari aku bersama teman pergi ke bioskop untuk menonton Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Jarak rumah ke bioskop cukup jauh. Kami tiba disana pukul 13.00, film diputar jam 13.15. Tumben sekali hari ini ramai, mungkin karena weekend atau memang film yang tayang bagus-bagus. Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Angkasa, Aurora dan Awan apalagi ada si Kale hehe. Antrian cukup panjang. Dan ternyata kita kehabisan tiket. Tepat satu orang di depan kita adalah kursi terakhir di jam 13.15. Rasanya sangat sedih, padahal aku sudah buru-buru sekali kesini. Akhirnya , Kami memustuskan untuk nekat tetap melihat pada pukul 18.15.
Sepanjang Film, terasa nyata. Bagaimana sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Tidak hanya orang tua tetapi anak-anaknya. Sepanjang 121 menit aku sama sekali tidak menangis, padahal disebelahku sudah tersedu-sedu dengan pacarnya. Sampai- sampai aku mendengar suara ingus dan sesenggukan. Saat aku menonton rasanya seperti berada di posisi Angkasa sekaligus Aurora. Seperti bercermin,ya walau konteks nya memang berbeda. Menjadi seorang sulung dari dua bersaudara menanggung beban yang berat. Harus selalu ada untuk adik dan merasa tersingkirkan .
Selesai menonton dan sampai dirumah tiba-tiba aku termenung, potongan- potongan Film NKCTHI seolah berputar dikepala sampai tak sadar mataku sudah sembab. Teringat waktu masih SMP hingga SMK aku sering mendapat rangking tiga besar. Setelah bapak menerima rapot ia tidak berbicara apa-apa, tidak mengatakan “kerja bagus nak” tidak. Tetapi saat adikku yang duduk di SD malah sebaliknya. Adikku mendapat rangking 13 , semester selanjutnya rangking 11. Bapak mengatakan “ itu sudah bagus. Tidak apa-apa,yang penting tidak paling jelek”. Padahal setiap malam aku selalu mengajari adik pelajaran sekolahnya. Sampai-sampai aku mengenyampingkan Tugas kuliahku. Bukan maksud ingin dipuji, tapi setidaknya coba menghargai.
Sang Ayah dalam NKCTHI adalah Sosok tegas dan selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya apalagi pada Si bungsu Awan. Semua dunianya tertuju pada Awan. Dia tidak mau luka lama terbongkar dan terulang lagi. Pola Didiknya yang super Protektif membuat anaknya merasa terkekang. Padahal ia pernah berkata “ saya tidak pernah berniat mengekang kalian”. Namun karena Luka lama tersebut ia tak sadar apa yang dilakukan telah menyakiti seluruh anggota Keluarganya.
Menjadi anak sulung harus bisa diandalkan. Bagaimana Angkasa begitu kuat walau sebenarnya ia rapuh dan jengah. Angkasa selalu berusaha sabar walau Ayahnya memerintahkan untuk selalu ada untuk Awan. Angkasa harus rela mengesampingkan pasangan bahkan karirnya demi menjadi seorang Sulung yang baik di mata sang Ayah. Sampai akhirnya angkasa tidak kuat dan meledak. Seseorang tidak bisa selalu sabar dan menahan semua pedih sendiri. Semua harus dijelaskan bersama dengan gamblang.
Adapula Aurora, anak kedua yang pendiam namun sangat terasa tersakiti. Selalu bersembunyi di balik pintu studionya seolah tak peduli dengan keluarganya. Padahal ia mendengar semua bising pertengkaran di balik pintu tersebut. Suatu ketika ia meledak “ Ayah sudah kehilangan aku “ Ambyar !!! Anak kedua yang berbakat namun selalu tersingkir dan memendam luka sendirian. Kerja keras ia selama ini, terasa menyedihkan, saat Pameran perdananya malah berantakan gara-gara keluarganya yang tidak mampu mengontrol emosi.
Awan, Si bungsu yang selalu bersemangat mengerjakan impiannya menjadi arsitektur. Semua usahanya berjalan baik karena selalu dibantu seluruh anggota keluarganya terutama sang ayah. Sampai suatu saat ia mulai berfikir dan harus berani memilih. Awan beranjak dewasa dengan berani menyanggah perkataan Ayahnya yang selalu punya satu sudut pandang. Suatu saat Awan bertemu Kale, seseorang yang telah membangkitkan pola pikir Awan. Bersama Kale, Awan merasa dunia ini luas dan menyenangkan sampai ia terjerumus pada hal pahit yang tidak ia sangka.
Ajeng, Ibu dari tiga bersaudara adalah ibu terkuat. Ia Mampu menguatkan Angkasa yang memikul beban besar. Ia pandai memberi motivasi dan pujian kepada Aurora yang selalu terasingkan, dan selalu berusaha ceria didepan Awan. Padahal ia menyimpan luka lama yang dalam saat melahirkan anak bungsu. Nah.. Luka ini yang membuat aku menebak-nebak dan penasaran yang akhirnya jawabanku melesat semua.
Sebuah Film yang membikin nahan nafas, lalu dihembuskan panjang. Terus diem menyimak kayak patung. Flashback per adegan disajikan dengan pas dan relevan. Sangat membuat penonton penasaran namun selalu terkecoh dengan masalah selanjutnya. Bagus !
Mungkin awalnya kalian akan sedikit bosen, tapi lama lama makin tertarik dan masuk menyelami cerita ini. Cast nya juga jago, Anak-anak kecilnya bisa bagus gitu actingnya. Oiya pas moment-moment haru, tiba-tiba ada Mas Angkasa alias Rio Dewanto yang lagi nyetrika. Asem bikin ketawa :v
Grading, pengambilan gambarnya juga mantep. Gak terlalu mencolok namun warm. Favorit sih yang pas Awan jalan jalan sama Kale di suatu tempat sama waktu tiga bersaudara diatas rooftop. Itu indah banget ! Pemandangan langit, Sunset, sama kereta api yang melintas dibawah. Apalag dibarengii dialog yang menyentuh. Apik !
Komentar
Posting Komentar