Pundi-Pundi Rupiah Dari Olahan Buah Pisang
Oleh : Siti Umi N.
Siapa yang tidak kenal dengan buah pisang ?
Rasanya yang manis dan harganya yang terjangkau membuat buah satu ini digemari banyak orang. Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan berdaun besar dan memanjang dari Suku Musaceae. Buah ini tersusun dalam tandan secara kelompok menjari yang disebut sisir. Selain rasanya yang lezat, pisang juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Seperti, melancarkan buang air besar, menurunkan tekanan darah, sumber vitamin C hingga menangkal efek kerusakan sel dan jaringan tubuh. Dibalik berbagai kandungan positifnya di bidang kesehatan, buah pisang juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dengan berbagai olahan yang menarik. Salah satunya yakni Sale dan Kripik Pisang.
Home Industry Sale dan Kripik Pisang “ YUAN “ merupakan sebuah usaha Sale dan Kripik Pisang yang dirintis oleh Damiyati. Ibu dari tiga anak tersebut memulai usaha sejak tahun 2003 yang bertempat di rumahnya yakni Jalan Rahayu, Dusun Sukomulyo, Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Buah pisang merupakan andalannya dalam mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya. Home Industry ini menjual dua jenis olahan pisang. Yakni Sale dan Kripik Pisang.
Sale kering dibuat dari jenis pisang Awak. Pisang awak memiliki panjang sekitar 15 cm dengan diameter 4 cm, saat matang buah ini akan berwarna putih kekuningan. Sale dibuat dengan cara digoreng di wajan dengan minyak panas dan api besar. Rasa pisang awak yang manis membuat sale ini tidak perlu ada tambahan pemanis untuk menambah cita rasa. Sebelum pisang awak digoreng, pisang terlebih dahulu dipasah menjadi irisan tipis-tipis. Hal ini agar menghasilkan sale pisang yang renyah dan lezat. Irisan tipis pisang digoreng selama kurang lebih 30 menit dengan dibolak-balik secara perlahan hingga berubah kecoklatan.
Sedangkan Kripik pisang dibuat menggunakan jenis pisang Bawen yang masih mentah. Berukuran lebih besar daripada pisang awak, pisang bawen memiliki panjang sekitar 25 cm. Tekstur buahnya yang lembut, tidak kenyal namun padat sangat cocok digunakan untuk membuat kripik. Untuk menghasilkan kripik pisang yang gurih, pisang bawen terlebih dahulu dipasah memanjang tipis-tipis. Pisang bawen yang dipilih untuk kripik yakni yang sudah berumur tua, buahnya besar memanjang dan tentunya kondisinya bagus. Setelah dipasah, irisan pisang dicelupkan kedalam larutan gula agar rasanya manis. Kemudian digoreng menggunakan api besar hingga kekuningan lalu siap diangkat.
Sale dan kripik yang sudah dingin dibungkus plastik dengan berbagai ukuran kemudian tak lupa diberi lebel. Sale dibungkus dengan ukuran 30 gram seharga Rp.1000/bungkus dan 1 kg seharga Rp. 3.2000/bungkus. Sedangkan Kripik dijual seharga Rp. 5.500/bungkus dengan berat 150 gram dan 1 kg dengan harga Rp.4.2000/bungkus. Selain itu home industry ini juga menerima pesanan sesuai keinginan pembeli. Biasanya pesanan ramai saat acara besar seperti Hari Raya idul Fitri, syukuran dan tahlilan.
Damiyati membuat Sale dan Kripik pisang ini bersama dua tetangganya dan anaknya. Ia memilih usaha ini karena modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan bahan yang mudah didapat. Selain itu harga sale dan kripik pisang relatif terjangkau sehingga digemari semua kalangan masyarakat. “ waktu itu saya memilih modal yang ringan saja dan bahan apa saja yang mudah didapat “, terang Damiyati.
Tidak hanya dijual di daerah Ponorogo, pendistribusian produk ini mampu menembus pasar luar daerah yakni Madiun dan Magetan. Di Ponorogo sale dan kripik pisang “Yuan” dikirim ke berbagai pasar yakni Pasar Legi, Pasar Sumoroto dan Pasar Jetis. Daerah Madiun didistribusikan ke Pasar Dolopo. Sedangkan daerah Magetan pendistribusian dilakukan dengan cara dikirim dan sales yang mengambil dari rumah tempat usaha tersebut. Pendistribusian dilakukan setiap seminggu sekali. Usaha ini mampu menghasilkan 500-100 bungkus sale ataupun kripik dalam satu hari. Omset dalam sebulan mencapai 3 juta perbulan.
Tidak selalu berjalan mulus, usaha selalu ada kendala maupun rintangan yang menerpa. Damiyati menuturkan bahwa bahan yang dibutuhkan untuk membuat sale dan kripik terkadang tidak ada. Selain itu, pendistribusian di luar kota juga membutuhkan ongkos kirim yang tidak murah. “ Bahannya itu kadang tidak ada, ongkir juga mahal dan sekarang itu saingannya yang jual seperti ini sudah banyak. Beda dengan dulu. “, ujar Damiyati.
Komentar
Posting Komentar